Meningkatkan kesadaran siswa untuk menghargai dan menerima bakat seseorang di luar dirinya menjadi penting untuk dimiliki oleh generasi muda. Sebab, ada kecenderungan peserta yang memandang sebelah mata terhadap peserta dari kategori lain. Hal ini terungkap dari Juri Kategori Meme Festival Literasi Sekolah (FLS) 2019 Alvanov Zpalanzani.
“Gamifikasi ini membuat mereka sadar, bahwa ternyata membuat komik itu enggak gampang ya, dan saya tidak akan ngomong asal lagi deh ke temen-temen finalis di kategori komik, atau ke kategori yang lainnya,†kata Alvanov usai kegiatan Belajar Bersama Alam di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Kamis, 25 Juli 2019.
Alvanov menjelaskan, pihaknya menerapkan gamifikasi dalam rangkaian festival ini, karena dilatarbelakangi pengalaman di tahun-tahun sebelumnya. Ketika itu, kata Alvanov, peserta hanya mau berkelompok di kategori sesuai dengan jenis lomba yang mereka ikuti saja.
Bahkan, Alvanov memaparkan, ada pula peserta yang memandang rendah terhadap karya orang lain di luar bidang yang ia tekuni.
“Kami sempat melihat kecenderungan gap antarkategori, menanggap remeh kategori yang lain. Padahal, tingkat kesulitan tiap karya itu berbeda-beda. Ini yang membuat kami untuk membuat permainan secara gamifikasi ini,†kata dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institute Teknologi Bandung (FSRD ITB) ini.
Alvanov menjelaskan, untuk bermain menggunakan teknik gamifikasi ini, pihaknya mengelompokkan peserta dalam grup kecil. Dalam grup itu, terdiri dari peserta lintas kategori. Kemudian, mereka diberikan persoalan untuk dipecahkan bersama untuk menemukan sebuah kata kunci.
“Misalnya, ada satu syair, petunjuknya ada di setiap kata ketiga dalam setiap kalimat. Kalimat yang dibuat itu menghasilkan pesan rahasia,†kata Alvanov.
Kata kunci itulah yang akan mereka bawa untuk melanjutkan ke empat pos yang harus mereka lewati. Di tiap pos itu, kata Alvanov, peserta akan ditantang untuk berkreasi di luar kategori lomba yang mereka ikuti.
Alvanov menjelaskan, ketika grup masuk ke pos komik, misalnya, maka peserta komik akan memandu rekan lainnya untuk membuat komik.
“Gamifikasi ini membuat mereka sadar, bahwa ternyata membuat komik itu enggak gampang ya, dan saya tidak akan ngomong asal lagi deh ke temen-temen finalis di kategori komik, atau kategori yang lainnya,†kata Alvanov.
Ia berharap, dengan menerapkan gamifikasi di FLS 2019 ini, hasilnya positif, dan di tingkat lebih lanjut, mereka bisa berkolaborasi dalam membuat karya.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 383 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019