Bandung, 1 – 6 Oktober 2019. Fiksi bidang boga memperlombakan bidang usaha di bidang kuliner. Usaha bidang Boga adalah usaha yang terkait dengan produksi dan penjualan produk makanan-minuman. Sesuai dengan misi Sociopreneur, bidang boga pada FIKSI mengharapkan pengusaha yang inovatif, bervisi mulia demi kehidupan sosial yang lebih baik, memberdayakan masyarakat, memberikan solusi yang lebih efisien dalam proses pengolahan dan operasional usahanya.
Produk boga perlu memiliki nilai inovasi produk, memanfaatkan bahan lokal, cara pengolahan yang ramah lingkungan dan memanfaatkan limbah (sisa dari suatu usaha) yang ada di sekitar. Setiap produk perlu membawa contoh bahan baku utama yang belum diolah dan contoh produk yang sudah jadi dan dapat dikonsumsi. Peserta diwajibkan membawa alat masak untuk mengolah makanan saat kompetisi dan expo. Banyak peserta yang membawa ide boga dengan membawa ciri khas dari daerahnya untuk dijadikan produk boga yang nantinya diharapkan dapat diterima oleh masyarakat. Untuk jumlah peserta yang diambil untuk babak ini memang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dimana tahun sebelumnya tahun 2018 finalis berjumlah 30 an. Tapi untuk secara keseluruhan menurut penanggung jawab kegiatan Fiksi C Devita Andini jumlah pendaftar meningkat untuk yang memasukkan proposal berkas tidak hanya secara kuantitas tapi juga secara kualitas juga. Beliau juga melanjutkan bahwa untuk menjadi pengusaha tidak hanya harus bisa menjual produknya tetapi harus bisa menjadi pemerhati sosial yang bisa menjadi pencipta lapangan pekerjaan yang bisa membuat ekonomi warga sekitar menjadi lebih baik.
Peserta asal Maluku Utara dari SMAN 12 Halmahera Timur, Nurfadila Lamasrin
Hal sangat cocok dengan peserta asal Maluku Utara dari SMAN 12 Halmahera Timur yaitu Samina Salasa dan Nurfadila Lamasrin. Mereka berdua membuat kecap dari bahan dasar air kelapa dimana saat ini di daerah mereka yang sebagai daerah penghasil kelapa, air kelapa masih belum termanfaatkan. Mereka berdua mengatakan bahwa nanti kalau rencana penjualan kecap ini sukses akan bisa meningkatkan pendapatan penduduk sekitar dengan membuat air kelapa lebih berharga dan tidak hanya menjadi sekedar limbah. Ketika ditanya waktu persiapan “Ya sekitar satu atau dua bulanlah, mau dari proposalnya, latihan, kesulitan mencari bahanâ€. Lanjut mereka untuk ide pembuatan produk ini dari guru pembimbing mereka. “Keunggulan dari produk kami yaitu pastinya sehat, aman untuk dikonsumsi, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, kandungan nutrisi cukup lengkap itu menandakan bahwa kecap kami cukup sehat untuk dikonsumsi†Sambung mereka. Mengenai tantangan dalam pembuatannya yaitu umur air kelapa yang harus cepat diolah karena bisa asam kalau lewat tempo sekitar 2 hari. “Harus cepat diolah dan dipikirkan untuk pengawetan bahan dasarnya agar tidak mudah terfermentasi†Tutup mereka untuk perbaikan produk untuk ke depannya.
Nawang, Peserta asal SMA Stella Duce, DI Yogyakarta sedang melakukan presentasi
Begitu juga dengan Angelica Nawang Wulan Kinanthi Nugrahaningtyas Peserta asal DI Yogyakarta tepatnya dari SMA Stella Duce 1 Yogyakarta yang menyajikan produknya yaitu Sosis Vegetarian dengan Cita Rasa Nusantara. Produk ini menggunakan bahan dasar sayuran dimana melawan kodrat bahwa sosis yang selama ini menggunakan bahan dasar daging. Gadis yang kerap dipanggil Nawang ini mengatakan bahwa produknya akan membantu ekonomi sekitar yaitu pasar tradisional terutama para penjual sayuran karena bahan yang ia gunakan dari sayuran sehingga bisa membuat peningkatan penjualan pedagang sayuran sekitar. Produk ini masih ada kelemahan yaitu bungkusnya yang masih menggunakan plastik tapi ke depan akan dipikirkan untuk menggunakan bungkus yang lebih ramah lingkungan. Ketika ditanya waktu persiapannya “Untuk waktunya sendiri sekitar satu bulan†Kata Nawang. Untuk alasan kenapa orang harus membeli produk ini Nawang menyampaikan “Untuk di jaman moderen ini banyak orang yang beralih ke makanan yang berbahan sayuran tapi mereka bosan karena sayuran itu mentah seperti yang sudah banyak ditemukan. Makannya saya membuat inovasi berupa sosis yang berasal dari kedelaiâ€. Dalam hal hambatan Nawang melanjutkan masih mencari komposisi yang pas untuk kualitas yang lebih baik. Sejauh ini sambutan masyarakat atas produknya positif hal itu ditandai dengan meningkatnya permintaan terutama dari masyarakat yang vegetarian. “Fiksi ini adalah ajang untuk belajar bisnis karena saya tidak memiliki latar belakang bisnis dan tempat untuk menemukan teman baru†Tutup Nawang.
Azizah Rahma Tita dan Fuji Aulia Rahmi dari SMAN 1 Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat
Peserta berikutnya dari SMAN 1 Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat yaitu Azizah Rahma Tita dan Fuji Aulia Rahmi dengan produknya yaitu Sapare (Sate Pare) Sate Sehat Anti Diabetes. “Kami membuatnya jadi sate karena sate itu kan makanan kesukaan semua orang, jarang orang yang gak suka sate jadi kami berusaha membuat pare ini jadi sate. Pare itu kan rasanya pahit biasanya orang – orang tidak suka jadi dengan mengolah menjadi sate sudah mulai banyak orang yang suka sate pare†Jelas Puji. Untuk waktu pencarian ide Tita menjelaskan “Idenya sekitar 2 mingguan. Aku cari apa yang cocok sampai menemukan ide iniâ€. Kemudian lanjut Fuji “Tapi sampai rasanya yang pas itu satu bulananlah sampai dua bulananâ€. Ketika ditanya seberapa yakin produk ini diterima masyarakat mereka langsung menjawab “Soalnya udah kami coba di tempat wisata untuk mempromosikannya komentar dari masyarakat sekitar positif mereka suka produk kami. Dan yang menguatkan keyakinan kami, Kan belum pernah ada sate yang dari nabati? Rata rata sate itu dari hewani dan kami mencoba membuat sate dari hewani†Tegas mereka menutup tanya jawab.
Wawancara ini berlangsung dari pagi sampai malam hari dikarenakan antusiasme dewan juri yang semuanya adalah chef sehingga mereka bersemangat dalam melakukan penjurian. “Memang masih banyak yang harus belajar lagi terutama dalam hal presentasi. Padahal produk mereka banyak yang bagus. Mereka beberapa harus lebih yakin dan percaya diri dalam menawarkan produk mereka. Tapi beberapa sudah bagus dalam presentasinya†Komentar para chef juri.
Ketiga Dewan Juri Bidang Boga
Adapun daftar Juri bidang Boga adalah sebagai berikut :
1. Chef Ary Gunawan dari Dapur Ciamik
2. Chef Lanny Soechan dari Lanny Soechan Kreasi
3. Chef Haris Juliandri dari Kitchen Lab Indonesia
Berikut adalah daftar peserta untuk bidang Boga :
No |
Nama Peserta |
Nama Sekolah |
Provinsi |
Judul Karya |
1 |
|
SMAN 1 Imogiri |
DI Yogyakarta |
BITCOOK “Bit Cookies†|
2 |
|
SMAN 3 Yogyakarta |
DI Yogyakarta |
Sticky Oats |
3 |
|
SMAN 3 Merauke |
Papua |
Bray Miana Crispy “Camilan Nikmat Kaya Manfaat Buah Tangan Ujung Timur Nusantara†|
4 |
|
SMAN 2 Sekayu |
Sumatera Selatan |
Cattapa Nuts Mixed Choco Spread |
5 |
|
SMAN 3 Bulukumba |
Sulawesi Selatan |
Hidroveggie Chips |
6 |
|
SMAN 1 Payakumbuh |
Sumatera Barat |
SAPARE “Sate Pare†|
7 |
|
SMAN 1 Paiton |
Jawa Timur |
Selai Jamur Tiram SMAPAN |
8 |
|
SMAN 12 Halmahera Timur |
Maluku Utara |
Pemanfaatan Air Limbah Kelapa Untuk Kecap |
9 |
|
SMA IT Iqra Kota Bengkulu |
Bengkulu |
Nata De Ketapang |
10 |
|
SMAS Mazrak Atul Ulum Paciran |
Jawa Timur |
Ice Cream Si Latoh |
11 |
|
SMA Stella Duce 1 Yogyakarta |
DI Yogyakarta |
Sosis Vegetarian dengan Cita Rasa Nusantara |
12 |
|
SMAN 2 Purwokerto |
Jawa Tengah |
Browcah
|
13 |
|
SMAN 14 Semarang |
Jawa Tengah |
Healthy Drinks Sendok |
14 |
|
SMAN 1 Wates |
DI Yogyakarta |
Cecoo Healthy Cookies |
15 |
|
SMAN 2 Cibinong |
Jawa Barat |
Tabokki Kabayan Kudapan Millenial Akulturasi Budaya |
16 |
|
SMAN 71 Jakarta |
DKI Jakarta |
Bisnis Minuman Perpaduan The dan Nata Dengan Memanfaatkan Cocor Bebek dan Daun Stevia |
17 |
|
SMAN 2 Banjar |
Jawa Barat |
BonPisle (Abon Jantung Pisang dan Ikan Lele) |
18 |
|
SMAN 3 Yogyakarta |
DI Yogyakarta |
Sticky Cats |
19 |
|
SMAN 1 Kolaka |
Sulawesi Tenggara |
Lidi Ajaib Peningkatan Daya Saing Sagu sebagai Camilan Sehat Berbasis Kearifan Lokal |
20 |
|
SMAN 11 Bulukumba |
Sulawesi Selatan |
“MIKINI†Optimalisasi Landak Laut Menjadi Mie Kering |
Teks : Whika
Foto : Whika
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | l0wtun3 |
Dilihat |  :  | 874 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019