#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Diplomasi Budaya Lewat Tari Kreasi di FLS2N

#

Mengenalkan kearifan lokal melalui tari kreasi menjadi pertunjukan apik tersendiri dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat SMA. Di bidang ini, para peserta dari 34 provinsi menampilkan seni gerak dengan menonjolkan ciri khas daerahnya masing-masing di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Bandar Lampung.

 

Dalam ajang ini, peserta dari Maluku yakni Inge Tandean dan Erik Wilaar menampilkan Tari Lelemuku. Siswa SMA Unggulan Saumlaki ini menjelaskan bahwa Lelemuku berarti Bunga Anggrek. Tarian itu, kata Erik dan Inge, menceritakan tentang proses kehidupan masyarakat di Kabupaten Tanimbar untuk mendapatkan Anggrek dengan cara menjelajah lokasi nan terjal dan tinggi. Erik dan Inge berharap, agar dengan tarian ini mereka berdua dapat mengenalkan budaya setempat ke khalayak luas.

"Kami ingin mengenalkan budaya ini kepada yang lain agar mereka bisa tahu," kata Erik, Selasa, 17 September 2019.

 

Tak hanya Erik dan Inge saja yang berpendapat demikian. Hal yang sama juga terungkap dari peserta asal Jawa Timur yakni Alrian Hendra Saputra dan Raditya Aglar dari SMAN 2 Ponorogo. Keduanya membawakan tarian Warok khas Ponorogo. Dengan tarian itu, mereka berharap, agar masyarakat memahami makna yang hendak mereka sampaikan melalui tarian tersebut.

 

Alrian menjelaskan, tari Warok memiliki filosofi mendalam, yakni tentang sosok tetua Ponorogo di zaman dahulu kala yang memiliki kesaktian. Ia, kata Alrian, menghidupi gemblak yakni momongan atau anak angkat dan mengasuhnya dengan tujuan agar anak tersebut dapat menerima ilmu yang dimilikinya.

"Sehingga, suatu saat anak itu juga mempunyai kesaktian yang sama dengan Warok. Ini perlu kami sampaikan melalui tarian ini agar tidak ada kesalahpahaman," kata Alrian.

 

Sebab, menurut Alrian, tak dipungkiri, ada anggapan keliru terkait dengan tarian ini yang menganggapnya sebagai tarian penyuka sesama jenis.

Dengan membawakan tarian ini, Alrian dan Raditya berharap, agar pemuda pemudi di zaman ini lebih aktif memahami dan mencintai budaya lokal, seperti pemuda Ponorogo mencintai budayanya sendiri, sehingga dapat menghalau kesalahpahaman seperti yang terjadi pada tarian itu.

 

Selain dari Maluku dan Jawa Timur, peserta dari Papua Barat yakni Feronika Awi juga memiliki pesan yang sama, yakni tari sebagai pertukaran budaya agar para peserta dapat mengenal ciri khas daerah dari semua provinsi di Indonesia.

 

Terkait dengan konsep tari kreasi dalam FLS2N tingkat SMA ini, juri tari yakni Nungki Kusumastuti, mengatakan bahwa konsep tari kreasi pada lomba kali ini yakni tarian baru yang diangkat dari tradisi lokal.

"Ini kreasi tari baru yang diangkat dari tradisi lokal, warna lokalnya. Apakah warna lokalnya itu tradisi atau sesuatu yang hidup di daerahnya dan itu menjadi ciri dari daerahnya. Itu yang diharapkan, juga tentang bagaimana inovasi kreativitasnya dalam tarian tersebut," kata Nungki di sela penjurian.

 

Teks : Yenny

Foto : Hono/Whika

Penulis  : 
Editor  :  l0wtun3
Dilihat  :  408 kali


#
10-Sep-2024

5 Hari Lagi Registrasi TANOS 2024 Akan Ditutup

#
08-May-2024

PEMBANGUNAN BANGSA OLEH PEMUDA YANG MEMIMPIN LITERASI DIGITAL

#
21-Jun-2022

Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka

#
05-Dec-2019

Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019