#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Soal OSN Bidang Kimia Tematik Sekitar Lombok

#

Selama 2 hari, 95 siswa bidang Kimia mengikuti ujian OSN 2014 di SMAN 5 Mataram. Rabu (3/9) diisi dengan ujian praktikum dan Kamis (4/9) dilanjutkan dengan ujian teori. Di hari pertama, mereka melalui 2 sesi ujian praktikum yang waktunya dipadatkan mulai jam 8.30 sampai jam 14.00. Dua jenis praktikum yang diuji, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan organik dan non organik.

Dengan jubah praktikum putih bersih serta sejumlah peralatan pelindung yang mereka kenakan, para peserta OSN bidang Kimia ini benar-benar mencerminkan sosok ilmuwan sains harapan masa depan. Tentu saja untuk  benar-benar bisa mewujudkan harapan tersebut masih butuh perjalanan panjang dan usaha yang lebih keras lagi. Jangan pernah berhenti untuk  belajar...belajar...dan belajar.

Riwandi Sihombing PhD salah seorang tim juri Bidang Kimia dari FMIPA UI mengatakan, sebagian besar siswa ternyata masih harus beradaptasi dengan
alat-alat untuk ujian praktikum. “Makanya waktu briefing kemarin, saya selalu bilang ke peserta untuk ‘gak malu-malu dalam bertanya, daripada mereka bingung ketika ujian.”

Riwandi menambahkan, yang menjadi keprihatinan dari tahun ke tahun adalah pemerataan juara. Dirinya, dan semua pihak yang peduli pada perkembangan sains, khusunya Kimia, berharap OSN tahun ini melahirkan juara-juara dari provinsi yang bukan langganan peraih medali OSN.

“Umumnya 80 % peraih medali emas terkonsentrasi di Jawa. Lalu 60 % di antaranya berasal dari sekolah favorit yang sama dari DKI Jakarta. Untuk perak dan perunggu, juaranya beragam. Ada peraih medali yang berasal dari kontingen Bali, Medan, dan Aceh. Ada cerita inspiratif yang bisa saya sharing di sini. Seorang guru dari Manado bercerita kepada saya, anak didiknya baru bisa mendapat 1 perunggu setelah berjuang selama 9 kali pelaksaan OSN,” kata Riwandi.

Menyambung keprihatinan Riwandi, Prof. Djulia Onggo, juri Kimia dari FMIPA Institut Teknologi Bandung mengatakan, “Di OSN bidang Kimia tahun ini saya melihat banyak bibit dan potensi dari luar Pulau Jawa.  Kuncinya, mereka harus paham benar dengan semangat olimpiade. Mereka ‘gak hanya mengandalkan kemampuan otak, tapi juga harus didukung oleh kekuatan otot yang baik. Ya, peserta harus memiliki stamina fisik yang baik dan kondisi tubuh yang sehat.”

Stamina dan kondisi fisik yang baik mutlak dibutuhkan, karena dalam bidang Kimia, juga bidang lain pada umumnya,  siswa dituntut bisa menggunakan cara yang tepat dalam menyelesaikan sebuah masalah. Kondisi yang sehat membuat siswa  lebih mudah untuk berpikir  logis secara naluriah, bukan mengandalkan sesuatu yang hafalan. Bukan juga memecah sebuah masalah menjadi masalah-masalah kecil lainnya.

Untuk soal, pada OSN tahun ini arahnya lebih tematik sekitar Lombok. Misalnya menganalisa sumber daya alam, minyak, dan bahan kimia yang terkandung di sebuah makanan. Sebagai contoh, ada sebuah sesi dimana peserta diminta menganalisa minyak dan madu asli dari Lombok.

“Setelah OSN ini selesai, kami akan melakukan pembinaan pada para juara melaui empat  tahap. Semuanya mengacu untuk persiapan menghadapi prediksi soal olimpiade internasional,” tutuo Djulia. (Teks Dodi Irawan/Foto Asmara)

Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  526 kali