#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

OSN Komputer Mencari Talenta Yang Piawai Pemprograman

#

Olimpiade Sains Nasional (OSN) XI tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah bidang komputer/informatika menyertakan 90 siswa terbaik yang menguasai pemprograman dasar bidang informatika. Mereka beradu pintar menyesaikan soal yang diberikan dalam bentuk problem solving.

Berbeda dengan tahun lalu, di mana para peserta harus bisa menyesaikan soal yang dibagi dalam dua tipe yakni analitik dan pemecahan masalah. Saat ini soal-soal yang diujikan hanya berkaitan dengan problem solving. Sehingga dua hari tes, para peserta lebih banyak melakukan praktek menyelesaikan materi soal dengan membuat program dasar. Menurut Kordinator Juri bidang komputer/informatika Dr Inggriani Liem, meski ada perbedaan dalam aspek penilain, namun semua itu tidak akan berpengaruh dalam hal penjaringan siswa yang bertalenta. Justru siswa yang lolos dalam uji kali ini, akan memiliki bekal yang lebih baik, karena teruji dengan mampu menyelesaikan soal-soal problem solving.

“Memang agak sedikit berbeda dengan tahun lalu di mana saat ini problem solving lebih ditekankan,” tegas Dr Inggriani Liem kepada Potensi. Ahli Sistem Informasi Perguruan Tinggi STEI Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menambahkan, selama pelaksaan OSN, tidak ada kendala berarti. Begitu peserta datang, langsung masuk kedalam ruangan untuk mengerjakan soal-soal yang sudah disiapkan. Demikian halnya dengan bobot materi dan pengerjaan soal oleh siswa. Inggriani melihat, para peserta tidak ada yang mengalami kesulitan berarti. Pasalnya, sebelum OSN digelar, selama sebulan penuh sudah ada Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) yang selalu diikuti oleh para peserta didik.

Adanya PJJ ini membantu para peserta dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan saat ini. Meski ada beberapa peserta yang tidak mengikuti PJJ, namun hal itu tidak mengurangi kualitas dari para peserta. Hampir semua peserta mampu mengerjakan soal yang diberikan.

Umumnya, siswa yang sudah terpilih ditingkat na­sional merupakan sis­wa terbaik yang sudah menyisihkan banyak siswa di provinsi masing-masing. Mereka menguasai teori/konsep dasar matematika, logika, struktur data, dan algoritma. Bahkan beberapa juga sudah sangat paham dengan pemrograman dalam bahasa pascal atau C atau C++ dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang harus diselesaikan sesuai dengan definisi materi yang diberikan pada bagian materi OSN kali ini “Saya rasa soal yang kita buat tidak terlalu sulit. Karena kita yakin mereka sudah mengusainya,” ujar Inggriani Inggriani menambahkan, nantinya akan dipilih siswa terbaik yang benar-benar memiliki talenta dan menguasai pemprograman tingkat dasar. Kualitas dari siswa yang terjaring inilah yang kelak akan menentukan apakan Indonesia bisa bicara banyak di International Olympiad in Informatics (IOI).

Selama dua hari pelaksanaan OSN di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) Depok, nyaris tidak ada kendala berarti. Koordinator pengawas bidang komputer/informatika, Antonia Kalisa mengatakan, kendala yang dihadapi pengawas hanyalah soal jaringan server pada saat sesi latihan usai technical meeting. Namun, kendala tersebut langsung bisa diatasi saat itu juga dan saat hari pertama nyaris tidak ada kendala sama sekali.

OSN bidang komputer/informatika ini diawasi oleh 15 pengawas yang masing-masing bertanggung jawab mengawasi 6 orang peserta OSN. Setiap kali ada peserta yang ijin untuk keluar ruangan, pengawas akan turut mendampingi untuk menghindari adanya kecurangan atau peserta berbincang dengan peserta lainnya. Pun demikian, pengawas bisa lebih fokus dalam mengawasi peserta OSN.

Setiap peserta, masing-masing menempati tempat duduk yang setiap harinya berubah. Hal ini dilakukan untuk menghindari ada kecurangan seperti main mata sesama peserta terlebih dalam satu provinsi. “Jadi untuk tempat duduk selalu diacak. Bahkan sejak latihan hingga hari kedua selalu berubah,” terang Antonia Kalista Untuk hari pertama pelaksaan OSN, waktu yang diberikan 5 jam dengan tingkat kesulitan soal yang berbeda-beda. Para peserta tidak diberi jeda waktu dalam pengerjaan soal. Namun, jika ada peserta yang hendak keluar ruangan untuk istirahat tetap harus didampingi oleh pengawas.

Salah satu peserta OSN asal Provinsi Jawa Timur, Farel Geary Witera mengatakan dirinya optimis bisa meraih hasil terbaik dalam ajang OSN kali ini. Menurut siswa SMA Kolose Santo Yusup ini dirinya sudah menyiapkan diri dengan mengikuti karantina selama empat hari yang digelar di tingkat provinsi Jawa Timur. Selain itu adanya PJJ juga sangat membantu dirinya untuk mengerjakan materi soal yang diujikan dengan benar, karena sebelumnya sudah ada bekal yang cukup.

“Semoga bisa mendapatkan hasil terbaik. Saya yakin mampu mengerjakan soal yang diujikan dengan benar,” ujar Geary

Kurang Merata

Ilmu informatika merupakan satu-satunya program OSN yang tidak diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Sehingga bekal yang dimiliki oleh para siswa dalam bidang informatika juga terlihat berbeda-beda. Kualitas dari peserta ini bisa dilihat dari bagaimana para siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan. Beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten merupakan provinsi yang memiliki talenta-talenta diatas rata-rata provinsi lain. Hal ini tidak lepas dari kurang meratanya infrastruktur khususnya jaringan internet di daerah dengan di kota-kota besar.

Anggota Tim Juri Adi Mulyanto MT mengatakan ketika infrastruktur jaringan internet di Indonesia sudah merata, kemungkinan kualitas dari para peserta OSN akan sangat ketat. “Sebenarnya dari sesi latihan maupun saat PJJ sudah bisa dilihat kualitas peserta. Disitu bisa dilihat ada perbedaan dari sisi kualitas,” tegas Adi Mulyanto Oleh karena itu, sejak beberapa tahun lalu, Adi dan beberapa dosen pembimbing membuat semacam server website yang berisikan latihan soal-soal pemprograman. Situs yang beralamat di www.tokilearningcenter.org ini bisa diakses oleh seluruh siswa, alumnus dan guru-guru yang hendak latihan soal pemprograman.

Sejak situs TOKI learning center diluncurkan, saat ini sudah ada lebih dari 6000 user yang mendaftar. Mereka terdiri dari siswa dan guru pembimbing. Setiap harinya, jumlah user selalu bertambah. Hal ini menjadi pertanda bahwa minat siswa terhadap informatika sangatlah besar. Bahkan untuk soal-soalnya ada lebih dari 1200 soal dengan tingkat kesulitan mulai dari chapter 1 hingga chapter 8. Dengan adanya situs ini, siswa bisa berlatih setiap hari dengan hanya mengunjungi website tersebut. Dengan adanya situs ini, kualitas dari siswa akan terdongkrak dan pengetahuan siswa dalam pemprograman bisa terangkat. Harapannya tingkat kualitas antar provinsi bisa setara.

“Kita berharap ada yang mau membantu dalam pengadaan server agar server tidak sering down,” harap Adi

Harapan yang lebih besar tentunya agar para siswa ini bisa lebih mengusai materi-materi yang akan diujikan dalam International Olympiad in Informatics. Tim Potensi
Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  1193 kali