Dalam upaya mendukung peningkatan mutu pendidikan, sangat diperlukan peran serta berbagai pihak, baik individu, masyarakat maupun pihak swasta (dunia usaha/dunia industri). Sebagai sarana untuk menjembatani antara berbagai komponen masyarakat dengan pihak sekolah, Direktorat Pembinaan SMA mencanangkan Program Sahabat Sekolah. Melalui program ini, terjalin kerjasama antara masyarakat dengan sekolah untuk bersama-sama meningkatkan akses pendidikan menengah.
Sahabat Sekolah adalah pihak luar yang ikut serta dalam kerja sama, termasuk di dalamnya individu (perorangan), Masyarakat Peduli Pendidikan (organisasi profesi yang bergerak di bidang pendidikan, pesantren, organisasi masyarakat yang peduli terhadap isu-isu pendidikan), Lembaga Swadaya Masyarakat dan Dunia Usaha/Industri. Kerja sama ini dilandasi dengan prinsip saling membutuhkan, mempercayai, memperkuat dan menguntungkan melalui pelibatan seluruh stakeholder yang memiliki komitmen terhadap pembangunan pendidikan di Indonesia.
Ada dua model kerja sama yang diterapkan dalam Program Sahabat Sekolah, yaitu Kerjasama Bersama dan Kerjasama Mandiri. Kerjasama Bersama diterapkan melalui mekanisme kolaborasi antara Direktorat Pembinaan SMA dan Sahabat Sekolah untuk membantu SMA sasaran yang sama dengan lingkup kegiatan yang berbeda, dengan nota kesepahaman antara Direktorat PSMA dan Sahabat Sekolah serta penandatanganan bersama antara Direktorat PSMA, Sahabat Sekolah, dan unsur sekolah sesuai dengan ide dan lingkup kerjasama.
Sementara itu, dalam Kerjasama Mandiri pihak Sahabat Sekolah menawarkan program gerakan membantu sekolah, sedangkan Direktorat PSMA berperan menyediakan data dan memfasilitasi Sahabat Sekolah yang ingin memberi bantuan, untuk kemudian dilakukan penandatanganan bersama antara Sahabat Sekolah dan unsur sekolah sesuai dengan ide dan lingkup kegiatan kerjasama.
Dalam upaya menggalang kerjasama dengan dunia usaha, baik swasta maupun BUMN/BUMD yang mempunyai perhatian terhadap dunia pendidikan, Subdirektorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana, Direktorat Pembinaan SMA, menyelenggarakan pertemuan satu hari pada hari Kamis, 20 Oktober 2016 di Hotel Sahira, Bogor. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan sosialisasi program-program pendidikan SMA dalam upaya peningkatan akses dan kualitas pendidikan. Kegiatan ini juga memfasilitasi kolaborasi antara Pemerintah dan Swasta untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan dan pengembangan program-program pendidikan SMA.
Surya Fitri Nurulhuda, Kasubdit Kelembagaan dan Sarana Prasarana membuka kegiatan
Dalam kegiatan yang dibuka oleh Kasubdit Kelembagaan dan Sarana Prasarana, Surya Fitri Nurulhuda ini juga dilakukan identifikasi serta diskusi mengenai bentuk-bentuk kolaborasi antara Pemerintah dan Swasta dalam peningkatan dan pengembangan program-program pendidkan SMA . Dalam sambutannya, Surya menyampaikan apresiasi terhadap berbagai pihak yang ikut berpartisipasi dalam membangun pendidikan. "Pendidikan menengah memiliki beberapa persoalan yang perlu diatasi bersama-sama, yang terutama adalah menaikkan angka partisipasi dasar Sekecil apapun peran yang diberikan, kontribusi terhadap pendidikan sangat kami hargai," demikian ungkapnya.
Fatkhuri dan Norman Kartaatmaja menyampaikan pemaparan tentang Program Sahabat Sekolah
Selanjutnya dalam kegiatan yang mengundang 40 peserta dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah, perusahaan swasta nasional serta SMA Negeri dan Swasta ini diisi dengan paparan mengenai Program Sahabat Sekolah yang disampaikan oleh Fatkhuri dan Norman Kartaatmaja serta mengenai Best Practice Program Sahabat Sekolah yang disajikan oleh perwakilan dari YBM BRI, Deden Kuswanda dan Yayasan Bandung Vision Center, Park Sung Hoon. Selain pihak pemberi bantuan, pihak sekolah yang menerima bantuan juga berkesempatan berbagi pengalaman, diwakili oleh Sekolah Bina Putera yang disampaikan oleh Wakasek Humas Sopian Wadi dan SMA Negeri 1 Maniis, Purwakarta, yang disampaikan oleh kepala sekolah, Jajang Koswara.
Deden Kuswanda, YBM BRI
Bantuan Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI terhadap Sekolah Bina Putera, Kopo awalnya dimulai pada tahun 2003, berupa bantuan ruang kelas, beasiswa, dan perluasan sekolah. Baru mulai tahun 2015 YBM merasa perlu membantu secara penuh, mulai dari operasional sekolah sampai ke sarana belajar. SMA Bina Putera mulai disebut sebagai sekolah binaan YBM sejak tahun 2009. YBM BRI juga memberikan bantuan beasiswa kepada pelajar berupa beasiswa reguler , yaitu bantuan dana yang diberikan setiap bulan, dan ada juga beasiswa intensif yang meliputi pembinaan dan asrama. Ada empat program yang menjadi fokus pemberian bantuan, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, sosial dakwah dan ekonomi. Untuk tahun 2017 yang akan datang, fokus lebih diberikan kepada pengembangan ekonomi masyarakat.
Sopian Wadi, Wakasek Humas SMA Bina Putera
Lain lagi bentuk kerjasama antara Yayasan Bandung Vision Center (BVC) dengan sekolah. Yayasan yang menjembatani perusahaan Korea dengan sekolah penerima bantuan ini memberikan pelatihan kepada masyarakat dan siswa SMA dengan tujuan memberikan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan peluang mereka mendapatkan pekerjaan. Membangun bangunan tempat pelatihan di sekolah di mana siswa dan masyarakat belajar membuat wig. Direncanakan kelak akan dibangun pabrik wig untuk menyerap tenaga kerja yang sudah diberi pelatihan. Yayasan menyediakan semua keperluan latihan, peralatan, bahan maupun pelatih, Sebelum bekerja sama dengan SMAN 1 Maniis, Yayasan yang dikepalai oleh Park Sung Hoon sudah empat tahun bekerja sama dengan SMAN 1 Cipeundeuy, Bandung Barat., dengan 22 angkatan. Harapan BVC dengan memberikan pelatihan maka setelah lulus SMA dapat bekerja sehingga dapat membantu perekonomian keluarga. Selain memberikan pelatihan, Yayasan BVC juga bermaksud akan membangun perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Jajang Koswara, Kepala Sekolah SMAN 1 Maniis dan Park Sung Hoon, Yayasan Bandung Vision Center
Diharapkan, dengan semakin meningkatnya peran aktif masyarakat dan institusi eksternal akan juga meningkatkan ketercapaian pemenuhan standar nasional pendidikan. Sosialisasi program juga diharapkan dapat mengundang lebih banyak komponen masyarakat yang akan tertarik untuk berpartisipasi dalam pengembangan mutu pendidikan.
�
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 464 kali |