#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Workshop Peningkatan Kualitas Data Individual SMA

#

Data merupakan bagian penting dalam perumusan kebijakan dan penyusunan rencana program pengembangan pendidikan. Dari data dapat dilihat gambaran kondisi yang ada sehingga dapat diprediksi kondisi yang akan datang. Permendikbud Nomor 79 Tahun 2015 tentang Data Pokok Pendidikan menyatakan bahwa Dapodik merupakan sumber data dalam perumusan kebijakan. Sehubungan dengan hal tersebut, sudah barang tentu diharapkan Dapodik memiliki data yang berkualitas untuk mendukung penyusunan perencanaan program pendidikan yang tepat.

Kualitas data salah satunya dapat dilihat dari kelengkapannya. Sangat disayangkan, saat ini masih banyak sekolah yang belum  mengisi data atau variabel-variable yang ada dalam aplikasi Dapodik secara lengkap, sehingga Direktorat Pembinaan SMA sebagai pengguna Dapodik mengalami kesulitan dalam menyusun perencanaan program. Mengingat hal tersebut, Direktorat Pembinaan SMA merasakan perlunya mengadakan kegiatan  untuk mendukung peningkatan kualitas data pendidikan tersebut. Untuk itu, telah dilaksanakan serangkaian kegiatan workshop bagi operator Dapodik sekolah sehingga sekolah yang diundang dapat melakukan updating  data serta sosialisasi sejumlah perubahan pada aplikasi Dapodik.

Selain sebagai dasar penyusunan program dan kebijakan, data Dapodik juga menjadi dasar penyaluran bantuan operasional sekolah (BOS), sehingga update data menjadi sangat penting karena penyaluran BOS setiap triwulan dilakukan  dengan melakukan cut off data Dapodik menjelang waktu penyaluran.  Dalam penetapan calon penerima bantuan tersebut Direktorat Pembinaan SMA menggunakan data yang tersedia dalam Dapodik sehingga dapat diketahui apa saja kebutuhan sekolah, terutama terkait dengan upaya peningkatan akses dan kualitas satuan pendidikan.

Kegiatan Workshop Peningkatan Kualitas Data Individual SMA diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMA di Bogor, yang dilaksanakan dalam tujuh angkatan.  Angkatan pertama dilaksanakan pada tanggal 15 hingga 17 Agustus 2016, yang dihadiri oleh 130 peserta.  Workshop angkatan kedua berlangsung dari tanggal 18 sampai 20 Agustus, juga dihadiri oleh 130 peserta. Selanjutnya, angkatan ketiga dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 24 Agustus 2016, dengan jumlah peserta 168, disusul dengan workshop angkatan keempat dari tanggal 25 sampai 27 Agustus yang diikuti oleh 161 peserta. Workshop angkatan kelima yang dihadiri oleh 160 operator diadakan pada tanggal 29 sampai 31 Agustus 2016, sementara dua workshop terakhir diselenggarakan pada bulan September 2016, yaitu tanggal 1 sampai 3 dan tanggal 5 sampai 7, yang masing-masing dihadiri oleh 161 dan 130 peserta.

Dari seluruh angkatan workshop, sebanyak 428 sekolah dengan jumlah siswa di bawah 500 dan 742 sekolah dengan jumlah siswa di atas 500 mengikuti kegiatan ini. Sementara untuk sekolah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), sebanyak 127 sekolah dengan jumlah siswa di bawah 500 dan 130 sekolah yang memiliki siswa di atas 500 ikut berpartisipasi. Jika dilihat dari persentase kehadiran, sebanyak 89,57% undangan hadir, dengan jumlah total sebanyak 1048 peserta.   

Kegiatan yang diikuti oleh operator Dapodik dari sekolah-sekolah dari berbagai provinsi yang diundang tersebut bertujuan untuk mensosialisasikan update aplikasi Dapodik 2016 serta memperbaharui dan melengkapi data individual sekolah dengan aplikasi Verifikasi dan validasi Peserta Didik (Verval PD) dan aplikasi Dapodik (Data Pokok Pendidikan).  Dengan terselenggaranya kegiatan ini juga diharapkan terjadi pemerataan pemahaman operator sehingga tersedia data yang berkualitas.

Selama kegiatan, peserta mendapat pembekalan mengenai  Kebijakan Program SMA Tahun 2016 serta materi dan kebijakan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK). Selanjutnya para operator peserta workshop menjalankan kerja mandiri untuk melakukan update dan sinkronisasi data, dengan pengarahan dari fasilitator.

Pada akhir kegiatan, setelah dilakukan sinkronisasi dapat dilihat cukup signifikan terjadinya peningkatan data yang termutakhirkan, dari yang awalnya masih banyak yang nol. Dalam menutup kegiatan, Kasubdit Program dan Evaluasi, Suhadi, berpesan agar sinkronisasi rutin dilakukan oleh operator sekolah agar tidak dilakukan pada saat-saat terakhir sehingga terjadi penumpukan data. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk menghindari kesulitan sinkronisasi di akhir masa tenggat, karena pada saat bersamaan diperkirakan banyak yang akan melakukan sinkronisasi.

 

Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  516 kali